Mengintip - Aldi Wilda Irawan

Get the flash player here: http://www.adobe.com/flashplayer


Saya baru menyadari belakangan ini saya bukanlah seorang fotografer. Secara teknis kemampuan saya jauh di bawah rata-rata, secara pengetahuan fotografi apalagi. Saya masih senang memotret karena satu hal, saya terobsesi dengan kamera. Saya menyadari betul kehebatan kotak kecil bernama kamera. Ubah indikator kamera ke on, atur iso, speed dan diafragma, tekan shutter dan anda mengambil sebuah kehidupan orang lain.

Saat memotret ada dua kutub besar, yang memotret dan yang kehidupannya diambil karena dipotret. Saya sering tak mau dipotret sendirian karena tak mau kehidupan saya diambil orang lain, persetan anda bilang saya angkuh. Saya akhirnya menjadi yang memotret, yang mengambil kehidupan orang lain. Rasanya jelas nikmat, hidup saja enak apalagi ditambah dengan mencuri hidup orang lain. Tapi lama-lama saya bosan.

Saya kemudian berusaha menjadi pengintip, bukan pemotret. Rubah sedikit kutub itu, saya yang memotret tapi saya mengambil bagian dari hidup saya, bukan orang lain. Yang saya ambil adalah kehidupan rumah pakde dan bude saya. Sudah hampir empat tahun saya menumpang di rumah pakde dan bude saya untuk keperluan kuliah. Saya mencoba mengambil hidup pakde dan bude saya, bagian yang sangat dekat dengan saya tapi bukan bagian dari saya. Nikmatkah melakukan ini? Jawabnya aneh, sangat aneh malah.

Melakukan proses mengintip sekitar dua bulan di rumah pakde, lantas saya pulang ke rumah saya di Jakarta. Sore itu hujan, saya kemudian naik tangga untuk menutup loteng. Di tangga saya melihat foto kedua orang tua saya. Ambil kamera dan saya mencuri hidup rumah saya sendiri, mencuri bagian hidup saya (lihat dalam “foto ibu bapak”). Dan saat itupula saya memutuskan berhenti dengan proses mengintip saya. Mengintip di rumah sendiri seperti mencuri kehidupan sendiri.

Kini saya memberanikan diri berbagi hasil mengintip saya kepada anda. Saya hanya ingin berbagi apa yang saya intip. Anda pun kini akan merasakan sensasi mengintip intipan orang lain. Kalau saya mengintip lubang kunci, anda mengintip saya dari lubang kunci di belakang saya. Bagaimana rasanya jadi pengintip?


Biografi:

Ardi Wilda Irawan

Seorang mahasiswa Ilmu Komunikasi UGM yang ingin bertarung dengan skripsi, tak pernah punya prestasi di bidang foto, tapi suka memoto. Hanya punya satu impian besar dalam hidup, membangun TK bernama TK Ceria.


portfolio: www.ardiwilda.multiply.com


5 comments:

  1. mengintip? pantesan matanya awe jadi sipit, hehehe.

    ReplyDelete
  2. awe memotret juga dengan mata hati
    *ceile

    ReplyDelete
  3. saya juga suka mengintip, dan saya suka sekali intipan yang ini...

    ReplyDelete
  4. teruskan mengintipnya dan share :)

    ReplyDelete
  5. wehe si pengintip beredar. lanjutt...

    ReplyDelete